Pasca-pengumuman rencana mundur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari Kabinet Indonesia Maju, pasar keuangan Indonesia mengalami ketenangan yang mengejutkan. Sentimen investor nampaknya tidak terguncang oleh isu tersebut, dan aliran modal asing masih terus mengalir ke pasar saham tanah air.
Wakil Presiden Direktur Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, menyampaikan bahwa aktivitas aliran modal asing masih berlanjut, dengan capaian inflow sebesar Rp 6,8 triliun dalam bulan ini. Menurut Suria, keyakinan investor terhadap kelangsungan pemerintahan tampaknya tetap kuat, dan isu mundur Sri Mulyani tidak berdampak signifikan pada psikologis pasar.
“Pada kenyataannya, isu tersebut tidak terjadi. Seperti yang saya katakan, capital inflow mencapai Rp 6,8 triliun bulan ini. Ini berarti keyakinan mereka tidak terwujud,” ungkap Suria dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia.
Suria juga menjelaskan bahwa mayoritas aliran modal yang masuk fokus pada saham big caps dan perbankan besar di Indonesia. Meskipun begitu, ada beberapa yang juga mengalir ke emiten sektor leisure, seperti industri film.
Meski belum terealisasi, isu mundur Sri Mulyani masih meninggalkan kekhawatiran di kalangan investor. Namun, Suria menekankan bahwa tingkat keyakinan setiap investor berbeda-beda, dan adanya kepastian bahwa isu tersebut tidak terjadi mengurangi sedikit ketidakpastian politik di tanah air.
Penguatan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga mencerminkan ketenangan pasar, yang didukung oleh sikap pelaku pasar yang menunggu hasil pertemuan bank sentral AS (The Fed). Hal ini juga terkait dengan optimisme terkait pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini, yang diharapkan akan mendukung kondisi ekonomi global.
Dalam konteks politik, keputusan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md untuk mundur dari posisinya di Kabinet Indonesia Maju juga memberikan dampak positif pada stabilitas pasar. Rupiah yang menguat di tengah ketidakpastian global mencerminkan kepercayaan investor terhadap keadaan ekonomi Indonesia.
Meskipun begitu, pasar tetap berada dalam kewaspadaan, menanti hasil pertemuan The Fed, dan tetap memonitor perkembangan politik domestik. Dalam keadaan ini, ketenangan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir memberikan optimisme bahwa pasar keuangan Indonesia mampu menghadapi gejolak dengan ketangguhan dan kestabilan.